FAQ Donor Darah Sukarela

Biaya yang kita keluarkan perkantong darah sebenarnya adalah biaya penggantian pemeliharaan darah, supaya kondisinya tetap sama seperti saat berada dalam tubuh kita. Biaya ini yang kita kenal dgn nama "BPPD" atau Biaya Penggantian Pengelolaan Darah.
Kebutuhan yang besar : Setiap delapan detik, ada satu orang yang membutuhkan transfusi darah di Indonesia.
Pemeriksaan kesehatan gratis : Sebelum mendonorkan darah, petugas akan memeriksa suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah dan kadar hemoglobin Anda.
Tidak menyakitkan : Ya Anda memang akan merasa sakit. Namun, rasa sakit itu tidak seberapa dan akan hilang dengan cepat.
Proses permintaan darah transfusi di Palang Merah Indonesia (PMI) memerlukan proses "Crossmatch" yaitu uji serasi silang antara darah pasien dengan darah donor yang diberikan. Crossmatch ini bertujuan untuk melihat apakah darah pasien sesuai dengan darah donor sehingga tidak ada efek yang merugikan pasien transfusi darah tersebut.Secara keseluruhan darah pendonor baru siap diberikan kepada seseorang itu butuh waktu paling lama sekitar 3 jam
Sehat jasmani dan rohani; Usia 17 sampai dengan 60 tahun dan Sampai 65 tahun untuk pendonor darah yang sudah rutin mendonorkan darahnya sampai akhirnya berhenti atas pertimbangan dokter; Berat badan minimal 45 Kg; Tekanan darah normal (Sistole 100 - 180 dan Diastole 70 - 100); Kadar haemoglobin 12,5-17,0 gr/dL%; Demi keamanan dan keselamatan pendonor sesuai dengan PERMENKES 91 Tahun 2015 interval waktu sejak donor darah terkahir minimal 2 bulan.
Kita memerlukan tidur yang nyenyak di malam sebelum mendonor, sarapan pagi atau makan siang sebelum mendonor. Banyak minum seperti jus, susu sebelum mendonor. Rileks saat mendonor, dan banyak minum setelah mendonor. Kita bisa melanjutkan kegiatan setelah mendonor, asal hindari aktivitas fisik yang berat.
Ya, Bila seseorang mendonorkan darahnya, tubuhnya akan menggantikan volume darah dalam waktu 48 jam setelah donor, dan semua sel darah merah yang hilang akan benar-benar diganti dalam waktu empat sampai delapan minggu dengan sel-sel darah merah yang baru. Proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien dan produktif.
Mempunyai penyakit jantung dan paru; menderita kanker; menderita tekanan darah tinggi (hipertensi); menderita kencing manis (diabetes militus); memiliki kecenderungan perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya; menderita epilepsi dan sering kejang; menderita atau pernah menderita hepatitis B atau C; mengidap sifilis; ketergantungan narkoba; kecanduan minuman beralkohol; mengidap atau beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS; dokter menyarankan untuk tidak menyubangkan darah karena alasan kesehatan.
Sedang sakit demam atau influenza tunggu 1 minggu setelah sembuh; setelah cabut gigi, tunggu 5 hari setalah sembuh; setelah operasi kecil, tunggu 6 bulan; setelah operasi besar, tunggu 1 tahun; setelah transfusi, tunggu 1 tahun; setelah tato, tindik, tusuk jarum, dan transplantasi tunggu 1 tahun; bila kontak erat dengan penderita hepatitis, tunggu 1 tahun; sedang hamil, tunggu 6 setelah melahirkan; sedang menyusui, tunggu 3 bulan setelah berhenti menyusui; setelah sakit malaria, tunggu 3 tahun setalah bebas dari gejala malaria; setelah berkunjung dari daerah endemis malaria, tunggu 1 tahun; bila tinggal di daerah endemis malaria selama 5 tahun berturut-turut, tunggu 3 tahun setelah keluar dari daerah tersebut; bila sakit tipus, tunggu 6 bulan setelah sembuh; setelah vaksin, tunggu 8 minggu; ada gejala alergi tunggu 1 minggu setalah sembuh; ada infeksi kulit pada daerah yang akan ditusuk, tunggu 1 minggu setelah sembuh.
Apheresis adalah metode baru yang aman dalam pengkoleksian komponen darah, mudah dan lebih efektif daripada cara konvensional. Dalam donasi darah pada metode apheresis, hanya komponen darah tertentu yang dikoleksi (seperti trombosit, plasma atau sel darah merah) sehingga komponen yang tidak diperlukan dikembalikan kedalam tubuh pendonor. Satu kantong donor trombosit apheresis setara dengan 6 - 10 kantong donor trombosit biasa. Sebuah transfusi apheresis dari donor tunggal sangat baik mengurangi resiko terjadinya reaksi sistem imun pada proses transfusi dan juga mengurangi resiko terinfeksinya bakteri karena hanya menerima darah dari donor tunggal sedangkan cara konvensional berasal dari banyak pendonor.
Trombosit adalah komponen dalam darah yang berperan penting untuk pembekuan darah. (Sering disebut platelet).
Pasien yang terganggu sistem pembekuan darahnya karena sering mendapatkan pengobatan dengan radiasi, kemo terapi, atau cangkok Stem Cell, leukimia, kanker, kelainan darah serta demam berdarah dengue (DBD).
Kesehatan umum baik, tidak sedang demam, batuk/flu; tidak sedang minum obat (aspirin, antibiotika) dalam satu minggu terakhir; tensi darah sistole 110 - 150 mmHg dan diastole 70 - 90 mmHg; berat badan minimal 55 Kg; kadar haemoglobin 12,5 - 17 gr/dl; bersedia menandatangani informed concent.
Sekali menjadi pendonor apheresis dapat menyelamatkan 1 - 2 orang pasien yang berbeda; Interval donor trombosit apheresis minimal 15 hari sekali dan maksimal 24 kali dalam setahun karena trombosit akan pulih dalam 2x24 jam; Dengan donor apheresis secara tidak langsung dapat mengetahui status kesehatan secara berkala, meliputi : tekanan darah, nadi, tinggi badan, berat badan, hasil labolatorium (haemoglobin, trombosit, leukosit, dll), mengetahui hasil labolatorium infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD) seperti HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Siphilis;
Darah dari tubuh dialirkan ke kantong darah kemudian diproses oleh mesin pemisah darah untuk memisahkan trombosit dari whole blood, dan komponen darah lain akan dikembalikan kedalam tubuh donor. Proses pengambilan darah, pemisahan trombosit dan pengembalian darah donor disebut dengan satu putaran (1 siklus). Hal ini dapat dilakukan berulang sesuai dengan jumlah trombosit yang kita inginkan. Prosedur pengambilan trombosit apheresis memakan waktu 40 menit s.d. 1,5 jam.
Lebih meningkatkan jumlah trombosit setelah transfusi. Selain itu, mengurangi reaksi panas/demam akibat reaksi tranfusi darah non hemotik, mengurangi reaksi HLA Alloimuniasasi, dan mengurangi penularan infeksi Cytomegalovirus (CMV) serta bakteri; Dengan trombosit apheresis pasien hanya butuh 1 kantong trombosit apheresis (yang mewakili 6 - 10 kantong darah trombosit konvensional).